Soal Bencana Alam di NTT, Sektetaris Jenderal MUI: Ini Musibah

- 8 April 2021, 15:39 WIB
MUI sebut bencana terjadi karena faktor manusia yang tak merawat alam dan tak mawas diri.*
MUI sebut bencana terjadi karena faktor manusia yang tak merawat alam dan tak mawas diri.* /Antara Foto/Andi Firdaus

“Hutan menjadi gundul dan tanaman berkurang secara signifikan. Akibatnya, suhu, iklim, dan kecepatan angin menjadi ekstrim yang dibebakan karena rusaknya ekosistem dalam skala kecil maupun skala yang luas,” ujarnya.

Menurut Amirsyah, bencana alam yang terjadi di Indonesia tersebut hendaknya menjadi peringatan bagi manusia agar senantiasa berserah diri dan memperbaiki diri, serta memperlakukan alam sebagaimana mestinya.

“Wajarlah kiranya pada saat terjadi bencana, Islam mengajarkan agar manusia selalu melakukan introspeksi diri, melakukan muhasabah atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan,” katanya dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antara.

Baca Juga: Dapat Kado Pernikahan dari Jokowi, Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Kaget Lihat Isinya

Selain itu, Amirsyah juga meminta kepada para korban bencana banjir bandang dan longsor yang baru-baru ini terjadi di NTT untuk tetap bersabar atas musibah tersebut.

“Bencana ini semua merupakan musibah, ujian atau cobaan. Bagi masyarakat NTT yang terkena bencana, diharapkan untuk bersabar, ridha dan berserah diri kepada Allah semata seraya berdoa memohon kekuatan dalam menghadapinya,” ujarnya.

Terkait bencana alam tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan hipotesis mengenai korelasi pemanasan global dengan kejadian siklon, termasuk siklon tropis Seroja.

Baca Juga: Kecamatan Kroya Raih Nilai Tertinggi Calon Ibu Kota Inbar, Ini Penjelasan Hasil Kajian Unpad 

Dwikorita mengatakan bahwa bencana yang terjadi di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat tersebut disebabkan oleh kejadian siklon tropis seroja tersebut.

“Karena penyebabnya adalah semakin panasnya suhu muka air laut, yang tentunya laut itu tempat mengabsorbsi karbondioksida, dan itu adalah dampak dari gas rumah kaca, bisa dirunut kesana. Ini baru hipotesis ya, tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming (pemanasan global),” katanya.

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x