Puisi Gus Mus Berjudul 'Selamat Tahun Baru Kawan, Ajakan Muhasabah Diri di Awal Tahun 2023, Bikin Adem Hati !

31 Desember 2022, 18:16 WIB
Puisi Selamat Tahun Baru Kawan karya Gus Mus, sangat cocok untuk Muhasabah diri dan bikin adem hati untuk menyambut tahun baru 2023 /facebook/simbah.kakung/

 

INDRAMAYUHITS -- KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus dengan karya puisinya yang berjudul 'selamat tahun baru kawan' punya makna muhasabah diri untuk hadapi awal Tahun Baru 2023

Tahun 2022 sudah di penghujung kalender, saatnya lembaran untuk Tahun Baru 2023 di buka. 

Untuk mengakhiri Tahun 2022 dengan penuh rasa syukur, dan mengawali Tahun Baru 2023 dengan harapan akan lebih menjadi insan yang bermanfaat, puisi Gus Mus ini sangat cocom untuk dijadikan ajang muhasabah diri. 

Untuk itu, mari simak puisi karya Gus Mus yang berjudul 'Selamat Tahun Baru Kawan'

Selamat Tahun Baru Kawan

Oleh Gus Mus

Baca Juga: DEMI CUAN! Ronaldo Akhirnya Luluh oleh Godaan Klub Al Nassr, Tawaran Gaji Tinggi Disebut Jadi Alasan

Kawan, sudah tahun baru lagi

Belum juga tibakah saatnya kita menunduk memandang diri sendiri

Bercermin firman Tuhan, sebelum kita dihisab-Nya

Kawan siapakah kita ini sebenarnya?

Muslimkah, mukminin, muttaqin,

kholifah Allah, umat Muhammadkah kita?

Khoirul ummatinkah kita?

Atau kita sama saja dengan makhluk lain atau bahkan lebih rendah lagi

Hanya budak perut dan kelamin

Iman kita kepada Allah dan yang ghaib rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan 

Lebih pipih dari kain rok perempuan

Betapapun tersiksa, kita khusyuk didepan masa

Dan tiba tiba buas dan binal disaat sendiri bersama-Nya

Syahadat kita rasanya lebih buruk dari bunyi bedug,atau pernyataan setia pegawai rendahan saja.

Kosong tak berdaya.

Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu

Baca Juga: Jurgen Klopp Antara Senang dan Kasihan Kepada Wout Faes Usia Gol Bunuh Dirinya Menangkan Liverpool

Lebih cepat dari pada menghirup kopi panas dan lebih ramai daripada lamunan 1000 anak pemuda.

Doa kita sesudahnya justru lebih serius memohon enak hidup di dunia dan bahagia di surga.

Puasa kita rasanya sekadar mengubah jadual makan minum dan saat istirahat, tanpa menggeser acara buat syahwat, ketika datang rasa lapar atau haus.

Kita manggut manggut, ooh...beginikah rasanya dan kita sudah merasa memikirkan saudara saudara kita yang melarat.

Zakat kita jauh lebih berat terasa dibanding tukang becak melepas penghasilanya untuk kupon undian yang sia-sia

Kalaupun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran upaya-upaya Tuhan menggantinya lipat ganda

Baca Juga: Cerita Gus Mus yang Tersinggung Ketika Membaca Al Quran, Banyak Hikmah di Dalamnya

Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri, mencari pengalaman spiritual dan material, membuang uang kecil dan dosa besar.

Lalu pulang membawa label suci asli made in saudi "HAJI"

Kawan, lalu bagaimana dan seberapa lama kita bersama-Nya

atau kita justru sibuk menjalankan tugas mengatur bumi seisinya,

mensiasati dunia khalifahnya,

Kawan, tak terasa kita semakin pintar, mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita paling tidak kita semakin pintar berdalih

Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan

Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran,mengacau dan menipu demi keselamatan

Memukul, mencaci demi pendidikan

Baca Juga: Dahulukan Makan Sebelum Sholat, Ini Penjelasan Gus Mus

Berbuat semaunya demi kemerdekaan

Tidak berbuat apa apa demi ketenteraman

Membiarkan kemungkaran demi kedamaian pendek kata demi semua yang baik halallah sampai yang tidak baik.

Lalu bagaimana para cendekiawan, seniman, mubaligh dan kiai sebagai penyambung lidah Nabi

Jangan ganggu mereka

Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya

Para seniman sedang merenungkan apa saja

Para mubaligh sedang sibuk berteriak kemana-mana

Para kiai sibuk berfatwa dan berdoa

Para pemimpin sedang mengatur semuanya

Biarkan mereka di atas sana

Menikmati dan meratapi nasib dan persoalan mereka sendiri.***

 

 

Editor: Aris Maya

Sumber: gusmus.net

Tags

Terkini

Terpopuler