INDRAMAYUHITS -- KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus dengan karya puisinya yang berjudul 'selamat tahun baru kawan' punya makna muhasabah diri untuk hadapi awal Tahun Baru 2023
Tahun 2022 sudah di penghujung kalender, saatnya lembaran untuk Tahun Baru 2023 di buka.
Untuk mengakhiri Tahun 2022 dengan penuh rasa syukur, dan mengawali Tahun Baru 2023 dengan harapan akan lebih menjadi insan yang bermanfaat, puisi Gus Mus ini sangat cocom untuk dijadikan ajang muhasabah diri.
Untuk itu, mari simak puisi karya Gus Mus yang berjudul 'Selamat Tahun Baru Kawan'
Selamat Tahun Baru Kawan
Oleh Gus Mus
Baca Juga: DEMI CUAN! Ronaldo Akhirnya Luluh oleh Godaan Klub Al Nassr, Tawaran Gaji Tinggi Disebut Jadi Alasan
Kawan, sudah tahun baru lagi
Belum juga tibakah saatnya kita menunduk memandang diri sendiri
Bercermin firman Tuhan, sebelum kita dihisab-Nya
Kawan siapakah kita ini sebenarnya?
Muslimkah, mukminin, muttaqin,
kholifah Allah, umat Muhammadkah kita?
Khoirul ummatinkah kita?
Atau kita sama saja dengan makhluk lain atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak perut dan kelamin
Iman kita kepada Allah dan yang ghaib rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan
Lebih pipih dari kain rok perempuan
Betapapun tersiksa, kita khusyuk didepan masa
Dan tiba tiba buas dan binal disaat sendiri bersama-Nya
Syahadat kita rasanya lebih buruk dari bunyi bedug,atau pernyataan setia pegawai rendahan saja.
Kosong tak berdaya.
Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu
Baca Juga: Jurgen Klopp Antara Senang dan Kasihan Kepada Wout Faes Usia Gol Bunuh Dirinya Menangkan Liverpool
Lebih cepat dari pada menghirup kopi panas dan lebih ramai daripada lamunan 1000 anak pemuda.
Doa kita sesudahnya justru lebih serius memohon enak hidup di dunia dan bahagia di surga.
Puasa kita rasanya sekadar mengubah jadual makan minum dan saat istirahat, tanpa menggeser acara buat syahwat, ketika datang rasa lapar atau haus.
Kita manggut manggut, ooh...beginikah rasanya dan kita sudah merasa memikirkan saudara saudara kita yang melarat.
Zakat kita jauh lebih berat terasa dibanding tukang becak melepas penghasilanya untuk kupon undian yang sia-sia
Kalaupun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran upaya-upaya Tuhan menggantinya lipat ganda
Baca Juga: Cerita Gus Mus yang Tersinggung Ketika Membaca Al Quran, Banyak Hikmah di Dalamnya
Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri, mencari pengalaman spiritual dan material, membuang uang kecil dan dosa besar.
Lalu pulang membawa label suci asli made in saudi "HAJI"
Kawan, lalu bagaimana dan seberapa lama kita bersama-Nya
atau kita justru sibuk menjalankan tugas mengatur bumi seisinya,
mensiasati dunia khalifahnya,
Kawan, tak terasa kita semakin pintar, mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita paling tidak kita semakin pintar berdalih
Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran,mengacau dan menipu demi keselamatan
Memukul, mencaci demi pendidikan
Baca Juga: Dahulukan Makan Sebelum Sholat, Ini Penjelasan Gus Mus
Berbuat semaunya demi kemerdekaan
Tidak berbuat apa apa demi ketenteraman
Membiarkan kemungkaran demi kedamaian pendek kata demi semua yang baik halallah sampai yang tidak baik.
Lalu bagaimana para cendekiawan, seniman, mubaligh dan kiai sebagai penyambung lidah Nabi
Jangan ganggu mereka
Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya
Para seniman sedang merenungkan apa saja
Para mubaligh sedang sibuk berteriak kemana-mana
Para kiai sibuk berfatwa dan berdoa
Para pemimpin sedang mengatur semuanya
Biarkan mereka di atas sana
Menikmati dan meratapi nasib dan persoalan mereka sendiri.***