Jangan Lengah Saat Gunakan Fitur Add Yours Instagram, Ahli Teknologi Sebut Berpotensi Penipuan

1 Desember 2021, 22:51 WIB
Hati-hati gunakan fitur Add Yours di Instagram. /Solen Feyissa dari Pixabay

INDRAMAYUHITS – Ada tren di kalangan pengguna Instagram, yakni fitur tantangan Add Yours. Namun siapa sangka, pakar teknologi mengingatkan agar penggunanya bisa waspada dan hati-hati.

Untuk diketahui melalui fitur stiker Add Yours, pengguna Instagram dapat mengakses sebuah tantangan yang bisa dilanjutkan pengguna lain. Bahkan, semua pengguna bisa memulainya sendiri, tanpa harus mengikuti. Dan apa yang sudah dimulai, bisa diikuti pengguna lain.

Misalkan saja tantangan terkait penyebutan nama panggilan, tempat tanggal lahir, daerah atau kota yang pernah disinggahi dan ditinggali. Bahkan hingga menunjukkan tanda tangan.

Dalam pandangan Pakar Teknologi Informasi Universitas Gadja Mada (UGM), Dr Ridi Ferdiana, S.T., M.T, tantangan Instagram ini sesungguhnya merupakan salahsatu aktivitas challenge yang diarahkan pengguna satu kepada pengguna lainnya.

Tujuan dari fitur tantangan ini adalah meningkatnya interaksi antar pengguna Instagram. Semakin banyak interaksi tentu akan mengatrol trafik follower.

Yang perlu diwaspadai, ketika seorang pengguna Instagram memberikan tantangan dan memberikan hadiah hashtag, yang selanjutnya instruksi tantangan diikuti pengguna lain, jika pengguna instagram tidak hati-hati saat men-share foto, maka dengan demikian data diri yang bersifat privat bisa dengan mudah tersebar. 

“Bisa jadi membagikan sesuatu yang bersifat pribadi. Misalnya, tanda tangan, nomor KTP, atau data pribadi lainnya," ungkap dia seperti dilansir portal resmi kampus UGM Jogjakarta.

Yang berbahaya, tantangan tersebut menanyakan semua informasi pribadi, di mana infor seperti itu biasa digunakan untuk kebutuhan perbankan dan keperluan legal lain. 

Saat informasi dari tantangan tersebut diakses orang lain, bagi pihak yang tidak bertanggung jawab bisa memanfaatkannya untuk kejahatan social engineering

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), social engineering (rekayasa social) adalah berupa penggunaan sarana penipuan untuk mendapatkan akses terhadap sistem komputer yang dilindungi oleh kata kunci atau identitas pengguna.

Dalam hal ini pelaku penipuan menunggu korban lengah dan bisa mendapatkan data pribadinya. Berikutnya, data itu bisa dipergunakan untuk mendapatkan keuntungan pribadi mengatasnamakan peserta tantangan dalam hal ini korban.

Pada kasus Instagram, lanjut dia, social engineering dilakukan secara tidak sengaja memberikan tantangan tidak serius seperti nama panggilan, nama kucing, dan sebagainya. Jika terus berlanjut sangat mungkin memberikan peluang penipuan.

“Misalnya, menggunakan nama kecil panggilan untuk berpura-pura menjadi teman lama lalu melakukan penipuan,” sambung dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM itu.

Dikatakan, risiko pencurian data pribadi seperti itu bisa juga mengancam pengguna media sosial yang memajang data pribadi.

Setiap informasi yang dibagikan di media sosial berisiko dimanfaatkan orang lain untuk tindak kejahatan. Karena itu, sebagaimana imbauan Kominfo, masyarakat sebaiknya tidak mudah tergiur tren karena berpotensi tindakan pemanfaatan data pribadi secara tidak bertanggung jawab.

“Jangan menyebar atau memberikan data pribadi kepada siapa pun. Bila ada telepon yang mencurigakan, tutup dan blokir nomornya. Lalu, simpan data pribadi dengan baik,” ujarnya. ***

Editor: Kalil Sadewo

Tags

Terkini

Terpopuler