Di Subang, Peti Mati Jasad Covid-19 Kehabisan hingga Harus Dimakamkan Menggunakan Kantong Jenazah

- 11 Juni 2021, 20:40 WIB
Ilustrasi. Di Kabupaten Subang, jenazah Covid-19 terpaksa dimakamkan menggunakan kantor mayang karena peti mati di daerah tersebut kehabisan.
Ilustrasi. Di Kabupaten Subang, jenazah Covid-19 terpaksa dimakamkan menggunakan kantor mayang karena peti mati di daerah tersebut kehabisan. /VICENTE GAIBOR DEL PINO/REUTERS/

Kebijakan itu berlaku sembari menunggu ketersedian peti mati dari Dinas Sosial Kabupaten Subang termasuk rumah sakit umum daerah.

Petugas sekaligus Kepala Bidang BPBD Subang, Tarikman, membenarkan jika ketersedian peti mati untuk jenazah Covid-19 kosong sejak Kamis, 10 Juni 2021 malam.

Baca Juga: Link Nonton Ikatan Cinta 11 Juni 2021, Malam Ini Elsa Minta Maaf, Andin Tetap Beri Tahu Rahasia ke Papa Surya

"Ya sampai sore ini belum ada dan semalam ada pihak keluarga yang menolak namun akhirnya menerima juga dengan menggunakannkan kantong mayat," ujarnya sebagaimana dimuat dalam artikel yang diterbitkan Galamedia News dengan judul “Kehabisan Peti Mati, di Subang Jasad Pasien Covid Dimakamkan Menggunakan Kantong Mayat,”.

Sekretariat Satgas Covid-19, Komara Nugraha mengakui kalau penggunaan kantong mayat sebagai langkah sementara karena darurat.

"Kita sudah konsultasikan dengan pimpinan daerah, tadi malam dan akhirnya pergunakan kantong mayat, karena darurat," jelasnya.

Baca Juga: Ini Cerita Cinta Masa Lalu V BTS, Ternyata Pernah Alami Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Subang, dr.Maxi, M.HKes mengungkapkan perkembangan Covid-19 di wilayah kerjanya semakin hari semakin meningkat dan Kamis ada penambahan 66 orang terkonfirmasi Covid-19 sehingga jumlah kumulatif menjadi 5. 927 kasus.

"Untuk yang meninggal memang belakangan meningkat pula setelah dirawat diberbagai rumah sakit dan jumlahnya mencapai 197 orang," jelas Maxi sambil menyebutkan peningkatan empat hari yang positif sebanyak 218 orang.

“Di kita ada klaster baru di Desa Kihiyang, saat ini sudah menjalani isolasi mandiri sebanyak 73 orang, sedangkan sudah 6 orang meninggal dari klaster Kihiyang tersebut. Diduga akibat efouria dan munculnya dari hajatan,” ungkap Maxi.*** (Dally Kardilan/Galamedia News)

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x