Deretan Aksi Protes Emmanuel Macron, Ada yang Bakar Bendera Hingga Gratiskan Produk Prancis

- 31 Oktober 2020, 07:30 WIB
 Gereja Notre Dame di Prancis.
Gereja Notre Dame di Prancis. /Pixabay/SatyaPrem

PR INDRAMAYU- Puluhan ribu umat Muslim di Pakistan, Bangladesh, dan wilayah Palestina pada Jumat, 30 Oktober 2020, melakukan protes terhadap pernyataan Presiden Emmanuel Macron pasca pembunuhan di sebuah gereja di Prancis.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antaranews, 30 Oktober 2020, Di wilayah Pakistan, polisi menembakkan gas air mata ke arah ribuan peserta aksi unjuk rasa yang berbaris menuju Kedutaan Besar Prancis di Islamabad.

Menurut saksi mata stempat, beberapa pengunjuk rasa berusaha menerobos barikade polisi.

Baca Juga: Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Siapkan Skenario Arus Balik Libur Panjang

Di Bangladesh, puluhan ribu orang berbaris melintasi Ibu Kota Dhaka. Mereka meneriakkan kata "Boikot produk Prancis" dan membawa spanduk yang menyebut Macron "teroris terbesar di dunia".

"Macron memimpin Islamofobia," kata pengunjuk rasa bernama Akramul Haq di Dhaka.

"Dia tidak tahu kekuatan Islam. Dunia Muslim tidak akan membiarkan ini sia-sia. Kami akan bangkit dan berdiri dalam solidaritas untuk menentang dia," sambungnya.

Baca Juga: Pengumuman Deretan Pemenang Kompetisi Modifikasi Virtual Digital Custom Generasi 125 dari Yamaha

Di Mumbai, India, sekitar 100 poster terlihat menunjukkan Macron dengan sepatu bot di wajahnya. Poster-poster yang menyebut Macron "iblis" ditempel di trotoar dan jalan.

Di Lebanon, pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk mengusir sekitar 300 pengunjuk rasa, termasuk pendukung partai Islam Sunni setempat.

Mereka berjalan dalam barisan dari sebuah masjid di Ibu Kota Beirut ke kediaman resmi duta besar Prancis.

Baca Juga: Konfirmasi Positif Covid-19 di Tengah Libur Panjang Capai 2.897 Kasus, Jumat 30 Oktober 2020

Ribuan warga Palestina berunjuk rasa setelah menunaikan shalat Jumat di Masjid Al Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam, di Kota Tua Yerusalem untuk mengutuk penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad di Prancis.

"Kami menganggap presiden Prancis bertanggung jawab atas tindakan kekacauan dan kekerasan yang terjadi di Prancis karena komentarnya terhadap Islam dan Muslim," kata Ikrima Sabri, pengkhutbah yang menyampaikan ceramah di Al Aqsa.

Di Ramallah, orang-orang Palestina menginjak-injak bendera Prancis berukuran besar serta membakari beberapa bendera Prancis lainnya.

Baca Juga: Megawati Sebut Sumbangsih Anak Muda Demo Saja, Ernest Prakasa Beberkan Deretan Prestasi Milenial

Di Gaza, yang diperintah oleh gerakan Islam Palestina Hamas, ratusan warga Palestina mengambil bagian dalam demonstrasi anti Prancis.

Di Somalia, ribuan orang datang untuk menjalankan shalat Jumat di masjid-masjid, yang topik khutbahnya didominasi oleh kutukan dan kecaman terhadap Macron dan pemerintahnya.

Seorang penjaga toko di Mogadishu, Abdirahman Hussein Mohamed, meminggirkan semua produk Prancis, termasuk pencuci muka, krim, parfum, dan kosmetik lainnya. Ia memasang tanda besar, "TIDAK UNTUK DIJUAL".

Baca Juga: Cek Jadwal Bola TV Akhir Pekan 31 Oktober 2020, Salah Satunya Real Madrid vs Huesca

"Saya tidak akan pernah menjual produk-produk itu ... selama Prancis tidak meminta maaf. Prancis menghina Nabi kami," ujar Mohamed kepada Reuters. Beberapa perempuan pembeli setuju.

"Saya dulu salah satu konsumen kosmetik Prancis. Sekarang tidak lagi," kata Anisa Ahmed, salah satu perempuan pembeli.

Presiden Macron menyatakan ia akan berdiri teguh melawan serangan terhadap nilai-nilai Prancis dan kebebasan memeluk keyakinan.

Baca Juga: Rapid Tes Dibanderol Rp85 Ribu, Antrian Stasiun Pasar Senen Membludak Hingga 12.781 Orang

Prancis memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar di Eropa dan dalam beberapa tahun terakhir dilanda serangkaian serangan oleh kalangan garis keras.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x