Mengenal Masjid Laynah, Tempat Ibadah dari Bata Lumpur di Daerah Terdingin Arab Saudi, Terjaga Keasliannya

- 18 Maret 2024, 22:27 WIB
Masjid Laynah berdiri megah dan klasik di daerah bersejarah terdingin Laynah, Provinsi Rafha wilayah perbatasan utara Arab Saudi.
Masjid Laynah berdiri megah dan klasik di daerah bersejarah terdingin Laynah, Provinsi Rafha wilayah perbatasan utara Arab Saudi. /Arab News

IndramayuHits.com – Terletak di jantung desa bersejarah Laynah, Provinsi Rafha wilayah perbatasan utara Arab Saudi, berdiri megah dan klasik Masjid Laynah.

Masjid yang berada di daerah terdingin di Arab Saudi itu merupakan salah satu yang tertua di provinsi tersebut.

Bangunan ini menonjol dengan gaya konstruksi tradisionalnya yang menggunakan batu bata lumpur, batu, daun palem, kayu Athel dan hingga kini masih menjadi tempat beribadah.

Baca Juga: Markus Rashford Diklaim Cocok Gantikan Kylian Mbappe, Tapi Tawaran PSG Ditolak Karena Sang Pemain Ingin di MU

Mohammed Al Dulaim, seorang pecinta sejarah dari Laynah mengatakan kepada Saudi Press Agency bahwa masjid tersebut didirikan sekitar tahun 1951.

Pada saat itu, Syekh Abdullah bin Dulaim telah meminta Gubernur Salam, Pangeran Abdulaziz bin Musaid bin Jiluwi untuk memilih lokasi masjid di luar Istana Emirat. Laynah adalah bagian dari wilayah Hail pada saat itu.

Syekh Abdullah dianggap sebagai guru dan pendidik pertama tahap Katatib, yang merupakan pendidikan informal tahap pertama di wilayah tersebut.

Baca Juga: BAK FINAL, Pep Bidik Kemenangan City atas Arsenal di Liga Inggris, Abaikan Dulu Piala FA dan Liga Champions

Syekh Abdullah biasa mengumpulkan murid-muridnya di masjid istana untuk mengajari mereka Al Qur'an serta prinsip-prinsip membaca dan menulis.

Konstruksi dimulai menggunakan lumpur dan batu di area seluas 600 meter persegi, kata Al Dulaim.

Di dalamnya terdapat sumur yang menyediakan air bagi jamaah untuk minum dan berwudhu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio Besok Hari Selasa, 19 Maret 2024: Persaingan Buat Anda Makin Maju Dalam Karir

Masjid ini dibangun dengan gaya tradisional Najdi, dengan tiang-tiang yang indah, rak Al Qur'an di dalam dinding, dan lentera yang megah.

Dapat menampung lebih dari 200 jamaah dan terletak dekat dengan pasar lama.

Didirikan pada tahun 1933, pasar ini adalah salah satu pasar tertua di wilayah Perbatasan Utara dan merupakan pusat komersial terbesar di Kerajaan pada pertengahan abad ke-20.

Pasar ini merupakan situs warisan penting, dengan luas 5.000 meter persegi dan menampung sekitar 80 toko. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Saudi Press Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x