Memanas Usai Tiga Aktivis Ditangkap, Ribuan Demonstran Desak Perdana Menteri Thailand Mundur

- 17 Agustus 2020, 13:00 WIB
Demonstran Thailand Menyerukan Reformasi Politik dalam Unjuk Rasa Terbesar Sejak Kudeta 2014
Demonstran Thailand Menyerukan Reformasi Politik dalam Unjuk Rasa Terbesar Sejak Kudeta 2014 /CNA/.*/CNA

PR INDRAMAYU - Lebih dari 10.000 pengunjuk rasa berkumpul di Ibu Kota Thailand, Bangkok, menuntut pengunduran diri pemerintah, perubahan konstitusi, dan diakhirinya pelecehan terhadap aktivis anti-pemerintah.

Para pengunjuk rasa mengatakan protes pada Minggu, 16 Agustus 2020 itu menunjukkan dukungan yang lebih luas.

Di mana demonstrasi tersebut diorganisir hampir setiap hari selama sebulan terakhir.

Baca Juga: Selamat Hari Ulang Tahun ke-75 RI, Berikut Lirik Lagu Indonesia Raya 3 Stanza

"Kami di sini dari semua kelompok yang berbeda, dari semua usia yang berbeda," kata Kukkik, seorang mahasiswa pascasarjana berusia 29 tahun yang hanya ingin menyebutkan satu nama, saat pengunjuk rasa meneriakkan: "Hancurkan kediktatoran, panjang umur demokrasi. "

Selain menuntut mundurnya Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mantan pemimpin pemerintahan militer yang memenangkan pemilihan yang disengketakan tahun lalu, beberapa kelompok juga menyerukan pembatasan pada monarki yang kuat - yang pernah menjadi topik yang tabu.

"Para mahasiswa keluar selama beberapa minggu, dan saya ingin mendukung mereka," kata Thanyarak Suksarard, 50.

Baca Juga: Mengenang 75 Tahun Merdeka, Ini Pidato dan Teks Proklamasi yang Dibacakan Soekarno pada 1945

"Saya mendukung seruan mereka untuk perubahan politik," sambung dia sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah