Ketika pesawat berbelok dari landasan pacu dan jatuh dari bukit, Shafaf mengatakan dia pikir itu adalah akhirnya, takut api akan keluar dan menelannya.
“Seorang awak kabin dari belakang meyakinkan kami bahwa tidak perlu khawatir tentang kebakaran. Dia bilang mesinnya mati,” kata Shafaf, yang hanya mengalami luka memar di hidung dan kakinya.
Saat dia duduk dengan bingung di dekat ekor pesawat yang hancur, Junaid juga mengatakan dia ingat awak kabin menenangkan penumpang dan membantu mereka yang duduk di antara kursi yang rusak.
Baca Juga: ARMY Siap-siap Menjerit Bahagia, Break the Silence: The Movie BTS Bakal Dirilis Bulan Depan
Setelah menunggu selama 45 menit, di mana petugas darurat membantu penumpang keluar dari bagian depan pesawat yang hancur, Junaid dan sisanya di belakang dibantu turun.
Kini para korban kecelakaan itu tengah beristirahat di rumah dan menunggu tes virus corona.
Ditanya apakah ia akan kapok atau tidak naik pesawat, Junaid mengatakan diriya ingin menjauh dari pesawat.
“Saya sangat takut. Saya tidak ingin terbang lagi," ungkapnya.***