Alquran Dibakar, Swedia Rusuh Besar, Menteri Kehakiman Minta Penghina Islam Ditangkap

- 17 April 2022, 02:18 WIB
Ilustrasi unjuk rasa. Kericuhan Swedia DiPicu Pembakaran Al-Qur'an Di Muka Umum, Masyarakat Muslim Marah Demo Tak Terkendali
Ilustrasi unjuk rasa. Kericuhan Swedia DiPicu Pembakaran Al-Qur'an Di Muka Umum, Masyarakat Muslim Marah Demo Tak Terkendali /Pexels/Maurício/

INDRAMAYUHITS -- Kerusuhan rasial terjadi di Negara Swedia. Dalam peristiwa tersebut terjadi bentrokan yang dipicu para penghina Islam.

Para penghina itu memprovokasi massa dengan cara membakar Alquran.

Kelompok penghina Islam dipimpin Rasmus Paludan, seorang politisi Denmark-Swedia.

Baca Juga: KPK Desak Bongkar Siapa Dalang Kasus Hambalang, Jawaban Angelina Sondakh Menggetarkan Hati

Kerusuhan besar terjadi di Kota Linköping, Swedia, tempat Paludan dan pendukungnya membakar Kitab Suci Agama Islam, Alquran.

Ratusan warga Muslim turun ke jalan dan melakukan aksi yang disebut 'balasan atas kebebasan bicara' yang diklaim Paludan.

Kerusuhan terjadi setelah warga yang marah bentrok dengan aparat kepolisian setempat. Atas peristiwa tersebut Menteri Kehakiman Swedia Morgan Johansson mengeluarkan kecaman.

Bentrokan sebenarnya telah terjadi sejak sebelum terjadi pembakaran Alquran, antara warga Muslim dengan polisi yang berusaha melindungi Paludan.

Dalam kerusuhan mobil polisi dihancurkan dan dibakar. Kewalahan, polisi pun terpaksa mundur untuk menghindari hujan batu yang dilemparkan massa.

Dari Kota Linköping kerusuhan merembet ke Kota Norrköping, dengan melibatkan ratusan massa.

Di tengah kelompok radikalis penghina Islam, Paludan kerap melakukan penghinaan terhadap Islam serta memprovokasi melalui berbagai kegiatan.

Baca Juga: Bruno Cantanhede, Rashid, dan Ardi Idrus Tak Lagi Perkuat Persib, Boss Teddy Jelaskan Soal Tidak Sepakat

Paludan menghina Islam dengan membakar Alquran menggunakan alasan kebebasan berpendapat yang dilindungi negara.

Atas kerusuhan yang terjadi di negaranya dan menyebabkan sejumlah polisi terluka, Menteri Kehakiman Swedia Morgan Johansson angkat bicara.

Seperti dikutip www.indramayu.pikiran-rakyat.com dari berita www.pikiran-rakyat.com berjudul "TEGAS! Menteri Kehakiman Swedia Minta Tangkap Semua Penghina Islam," Rasmus Paludan berani menghina agama Islam dengan alasan hal itu bagian dari kebebasan berbicara yang dilindungi hukum di negara.

Akan tetapi, apa yang dilakukan Rasmus Paludan bersama kelompoknya, yang mengatasnamakan kebebasan berpendapat, ternyata memicu kerusuhan besar di Swedia.

Morgan Johansson mengatakan, hukum melindungi kebebasan berpendapat yang sehat bagi demokrasi, bukan pada ranah keyakinan yang jelas-jelas tidak boleh disentuh oleh atas dasar apa pun.

Dia mengatakan, negara harus tetap berdiri kokoh bersama orang-orang yang tidak menanggung keyakinan orang lain.

“Tidak peduli apa yang dipikirkan orang tentang pesan kebencian ekstrimis sayap kanan yang diperjuangkan Paludan," kata dia.

Baca Juga: Favorit Nomor 7, di Persib Bandung Ciro Alves Gunakan Nomor Punggung 77, Bobotoh Gembira

"Saat orang salah berpikir, dan memainkan isu agama yang cenderung menghinanya, maka terlihat semua bereaksi dengan kekerasan serius seperti itu," ucapnya.

Melalui cuitan di Twiiter, ia meminta agar polisi bertindak tegas dan menjaga ketertiban.

"Ada baiknya polisi bertindak tegas untuk menangani para pelaku yang merupakan barisan Paludan dan menjaga ketertiban. Saya harap polisi yang terluka dapat pulih dengan cepat,” ucap Morgan Johansson.

“Orang-orang di balik kerusuhan dengan kekerasan tidak mewakili mereka yang tinggal di daerah itu. Sebagian besar wilayah rentan hanya menginginkan kedamaian dan ketenangan dan dapat menjalani kehidupan mereka," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan perpecahan yang terjadi merupakan keinginan dari provokator ekstrimis sayap kanan.

"Adapun provokator ekstrimis sayap kanan, reaksi seperti inilah yang ingin dia lihat," katanya.

"Tujuannya adalah untuk menghasut orang terhadap satu sama lain. Saya mendesak semua kekuatan kebaikan untuk tetap tenang dan tidak membiarkan diri mereka terprovokasi. Pemerintah terus mengikuti perkembangan,” tuturnya lagi.

Baca Juga: Teka-teki Nomor Punggung Ciro Alves di Persib Bandung Terkuak, Ini Nomornya

Rasmus Paludan menjadi terkenal di Denmark melalui demonstrasi menentang Islam di daerah-daerah padat Muslim yang ditampilkan dalam daftar ghetto resmi negara itu, yang difilmkan dan dirilis sebagai video.

Selanjutnya, acara serupa diadakan di Swedia, sering kali mengakibatkan kerusuhan yang disertai kekerasan.

Demonstrasi tersebut dipandang memiliki sifat provokatif karena sering menampilkan penodaan terhadap Alqur'an, pusat Islam, namun dirayakan menyangkal menistakan.

Dia merasa apa yang dikatakannya benar atas nama demokrasi yang menjamin kebebasan berbicara oleh Paludan dan kelompoknya.

Laporan Pew Research tahun 2017 mendokumentasikan komunitas Muslim sebagai 8,1% dari total populasi Swedia yang berjumlah 10 juta.

Minoritas Muslim Swedia telah melonjak secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah krisis migran 2015.*** (Rizki Laelani/www.pikiran-rakyat.com)

Editor: Wardoyo Kartorejo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah