Akademisi Unpad Sebut Perang Rusia-Ukraina Murni Konflik Elit Politik, Warga Kedua Negara Baik-baik Saja

- 27 Februari 2022, 22:37 WIB
Ilustrasi perang Rusia dan Ukraina.
Ilustrasi perang Rusia dan Ukraina. /Reuters/Baz Ratner/

"Secara kekerabatan masyarakat, sebenarnya tidak ada masalah. Sampai sekarang pun masyarakat Rusia dan Ukraina biasa saja,” tuturnya.

Baca Juga: Militer Rusia Targetkan Kuasai Kyiv Sebelum AS dan Uni Eropa Datang, Militer Ukraina Hambat Pergerakan

Kendati serumpun, budaya ternyata menjadi akar pemicu perang Rusia-Ukraina. Supian menjelaskan, larangan penggunaan bahasa Rusia di sekolah Donestk dan Luhansk menjadi salahsatu pemicu lahirnya konflik tersebut.

Padahal, bahasa Rusia menjadi bahasa sehari-hari yang digunakan di dua provinsi tersebut. Faktor ekonomi juga memperburuk masalah tersebut.

Sebagai negara bekas pecahan Uni Soviet, tingkat ekonomi Ukraina ternyata tidak semaju Rusia yang notabene memegang saham terbesar dari aset Uni Soviet.

Karena itu, Ukraina membuka peluang investasi yang besar dari luar agar bisa mengatasi ketertinggalan di bidang ekonomi.

“Sedikit demi sedikit kemudian semua ingin seperti Amerika, kemudian masuk juga invasi Eropa Barat ke Ukraina,” kata Supian.

Alumnus Pushkin State RL Institute Rusia ini mengatakan, secara budaya, rumpun Slavia Timur sulit berbaur dengan rumpun Indo-Jerman Barat.

Ada banyak perbedaan yang tampak dari budaya Slavia dengan budaya negara-negara Barat. Hal ini kemudian menuai kritik keras dari Rusia.

“Jadi konflik ini murni lebih ke politik. Akar masyarakat Rusia dan Ukraina itu sangat kuat, dan mereka sama-sama menganut Ortodoks,” tambahnya. ***

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: Unpad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x