Kirgistan memulai vaksinasi massal pada bulan Maret 2021 lalu, dengan menggunakan vaksin Sinopharm yang disumbangkan oleh China.
Tetapi, pemungutan suara secara daring dan antrean di klinik kesehatan menunjukkan bahwa permintaan untuk vaksin Sputnik V buatan Rusia jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Prediksi West Ham vs Southampton di Liga Inggris, Pembuktian Jesse Lingard jika Ingin Dipermanenkan
Kementerian Kesehatan Kirgistan pun mendapat kritikan atas insiden tersebut, lantaran baru mengungkapkannya pada minggu ini.
Padahal, kejadian tersebut ternyata telah terjadi di sebuah klinik di ibu kota Bishkek pada bulan April 2021.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AFP News, Sabtu, 22 Mei 2021, seorang pejabat di layanan kebersihan dan epidemiologi negara pusat, Burul Asylbekova menuturkan kronologi kejadian rusaknya vaksin.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Minggu 23 Mei 2021 Aries Dapay Keuntungan, Gemini Tertarik Kenangan Masa Lalu
Dia mengatakan bahwa dosis vaksin Sputnik V tersebut harus dibuang, setelah seseorang mencabut steker lemari es berisi vaksin untuk mengisi daya ponsel.
Menteri Kesehatan Alimkadyr Beishenaliyev pun mengatakan adanya kemungkinan seorang petugas kebersihan bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Pada bulan April, Alimkadyr Beishenaliyev mendapat banyak kritikan lantaran memperjuangkan solusi obat untuk virus corona dengan bahan dasar akar beracun.