Network
PR INDRAMAYU – China akan kirim bantuan untuk warga Gaza setelah Israel dan Palestina mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Seperti yang telah diketahui, Israel dan Palestina secara resmi telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
Kesepakatan tersebut muncul pada Jumat, 21 Mei 2021 dini hari.
Baca Juga: Update Hasil Investigasi Kominfo Terkait Kebocoran Data Pribadi Penduduk Indonesia
Sontak hal itu merupakan kabar gembira untuk warga Gaza yang terkena dampak.
Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul “China Akan Bantu Warga Palestina di Gaza Korban Serangan Israel".
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Aljazeera pada 21 Mei 2021, hal itu disampaikan oleh Tian Lin selaku juru bicara Badang Kerja Sama Pembangunan Internasional China (CIDCA).
Baca Juga: Sedang Tayang! Link Nonton Drama Korea So I Married the Anti Fan Episode 7
China akan mengirimkan bantuan berupa perawatan bagi mereka yang mengalami luka-luka dan akomodasi bagi mereka yang tunawisma setelah rumahnya dihancurkan serangan udara Israel.
Saat ini, warga Gaza bisa bernapas lega karena Israel dan Hamas sepakat menghentikan pertempuran seiring gencatan senjata yang dilakukan keduanya pada pagi hari ini.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas tercapai setelah Mesir memediasi kedua belah pihak.
Baca Juga: Kalina Ocktaranny Sudah 'Telat' Satu Bulan, Vicky Prasetyo Ungkap Ngidam yang Dialami Istrinya
Pertempuran Israel dan Hamas di Jalur Gaza telah menewaskan total 232 warga Palestina, 65 di antaranya adalah anak-anak.
Di pihak Israel, sebanyak 12 warga negaranya tewas akibat roket-roket yang dikirimkan Hamas.
Gencatan senjata Israel dan Hamas hari ini disambut sukacita oleh warga Gaza.
Baca Juga: Prediksi Cagliari vs Genoa di Liga Italia, Tuan Rumah Harus Tingkatan Performa
Ribuan orang dilaporkan turun ke jalan untuk merayakannya. Bendera Palestina dikibarkan, kembang api dinyalakan.
Sekjen PBB Antonio Guterres mendorong Israel dan Palestina menindaklanjuti gencatan senjata ini untuk berdialog mengatasi konflik.
"Saya mendorong pemimpin Israel dan Palestina setelah masa tenang ini untuk memulai dialog menelusuri akar penyebab konflik," ujar Antonio Gutteres.
"Gaza adalah bagian integral dari Palestina pada masa depan, dan tidak ada upaya yang mesti dilewatkan untuk melakukan rekonsiliasi nasional yang mengakhiri perpecahan," ujarnya lagi.*** (Rio Rizky Pangestu/Pikiran Rakyat)
