PR INDRAMAYU - Awal mula konflik yang terjadi di Ethiopia hingga saat ini telah mengakibatkan terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Diketahui, konflik dimulai saat Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memerintahkan pasukan ke Tigray pada November 2020 setelah menuduh para pemimpin partai yang saat itu memerintah di Tigray, yakni partai Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) telah melancarkan serangan untuk mengambil alih Komando Utara militer Ethiopia.
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Alzajeera, sebelumnya seorang pejabat senior TPLF yang diketahui dulunya pernah mendominasi politik Ethiopia hingga pada saat Perdana Menteri Abiy mengambil alih kuasa pada 2018, telah menuduh pemerintah federal dan musuh lamanya Eritrea melancarkan serangan terkoordinasi terhadapnya.
Baca Juga: Inilah 5 Rekomendasi Drama Korea yang Aman untuk Ditonton Selama Bulan Suci Ramadhan
Walaupun Abiy menyatakan kemenangannya setelah pasukan federal memasuki ibu kota regional, Mekelle, pada 28 November, namun pertempuran masih terus berlanjut.
Mengenai hal ini para analis telah memperingatkan akibat dari kebuntuan berkepanjangan dalam konflik ini akan berakibat lebih buruk yang diyakini telah menewaskan ribuan orang, dan membuat jutaan orang lainnya membutuhkan akses bantuan kemanusiaan.
Lebih lanjut, menyikapi hal ini, pemerintah Ethiopia menyatakan telah memberikan sebagian besar bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada penduduk yang membutuhkan dan akan terus mengalokasikan sumber daya maksimum yang tersedia.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Malam Ini: Penyesalan Terdalam Elsa pada Nino
Pemerintah juga akan menekankan komitmen untuk menyelidiki dan memastikan pertanggungjawaban atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan akan menegakkannya.