Sebelumnya, media platform seperti Parler, dan MeWe telah mengalami lonjakan pengguna baru dikarenakan beberapa pendukung konservatif beramai-ramai mencari platform media tersebut tanpa moderasi.
Dikabarkan, media platform seperti Parler merupakan media alternatif yang mempertahankan kebebasan berbicara tidak seperti media platform lainnya yang membatasi ujaran, dan konten kebencian.
Baca Juga: Betrand Peto Ciptakan Lagu Romantis, Simak Lirik Lagu Salahkah Aku dari Nayla Ayu
Adapun, terkait bisa mendapatkan teknologi media, dan infrastruktur yang Donald Trump butuhkan untuk dirinya akan menjadi cerita lain.
Perusahaan Shopify dan Stripe membatalkan bisnis dengan Donald Trump setelah kerusuhan Capitol Amerika Serikat.
Sementara itu, perusahaan cloud terbesar di dunia seperti Amazon, dan Microsoft mungkin juga enggan memberi dukungan mengingat tuduhan bahwa, Donald Trump memicu kekerasan Capitol.
Baca Juga: Positif Covid-19, Rey Mbayang dan Dinda Hauw: Allah Itu Baik Banget
Melihat hal tersebut, kemungkinan besar mantan Presiden AS tersebut harus bergantung pada mitra teknologi yang lebih kecil atau perusahaan asing lainnya.
Meski tak ada jaminan bahwa perusahaan yang bermitra tersebut dapat menyesuaikan dengan volume yang ingin didapatkan oleh Donald Trump, mengingat dikeluarkannya pembatasan pada Bagian 230 Undang-Undang Kepatutan Komunikasi (yang melindungi perusahaan internet dari tanggung jawab atas konten pengguna).
Undang-Undang Kepatutan Komunikasi itu didorong oleh Donald Trump sewaktu menjabat sebagai Presiden AS.***