PR INDRAMAYU - Perseteruan antara Prancis, Yunani dan Turki masih juga belum berakhir.
Baru-baru ini, Prancis dilaporkan mendorong Uni Eropa untuk memberikan sanksi kepada Turki sebagai 'hukuman' yang telah dibuatnya pada Oktober lalu.
Dimana saat itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan tidak mengindahkan peringatan para pemimpin Uni Eropa pada 1 Oktober untuk mundur dalam sengketa eksplorasi gas di Mediterania.
Baca Juga: Malaysia dan Singapura Tengah Berdiskusi Terkait Proyek 'Besar' yang Telan Dana 17 Miliar Dolar AS
Baca Juga: Benarkah Anemia Meningkatkan Risiko Gangguan Pendengaran? Simak Hasil Penelitiannya
Alih-alih disetujui, dorongan masih 'gantung'. Prancis masih belum mendapat dukungan dari negara Uni Eropa lainnya, di luar Yunani dan Siprus.
"Turki tahu apa yang perlu dilakukannya," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada sidang parlemen Prancis pekan ini, dikutip dari Al-jazeera.
Dikabarkan, pada tanggal 10-11 Desember nanti, para pemimpin Uni Eropa akan bertemu untuk membahas perselisihan yang sedang berlangsung antara Turki, Yunani dan Siprus.
Baca Juga: Buku Catatan Charles Darwin Soal Teori Evolusi Hilang Sejak 19 Tahun Lalu, Pencarian Berbuah Nihil