“Sungguh yang paling aku khawatirkan atas kalian semua sepeninggalku adalah orang munafiq yang pintar berbicara” (HR At-Tabrani).
Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan Saat Berkemah Menurut Fiersa Besari, Salah Satunya Bermain Games
Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh,
Di zaman modern ini, ucapan atau ujaran tak semata muncul dari mulut tapi juga bisa dari status Facebook, cuitan di Twitter, meme di Instagram, konten video, dan lain sebagainya. Media sosial juga menjadi ajang ramai-ramai berbuat ghibah, fitnah, tebar kebohongan, provokasi kebencian, bahkan sampai ancaman fisik yang membahayakan. Makna lisan pun meluas, mencakup pula perangkat-perangkat di dunia maya yang secara nyata juga mewakili lisan kita. Dampak yang ditimbulkannya pun sama, mulai dari adu domba, tercorengnya martabat orang lain, sampai bisa perang saudara.
Karena itu, kita seyogianya hati-hati berucap atau menulis sesuatu di media sosial. Berpikir dan ber-tabayyun (klarifikasi) menjadi sikap yang wajib dilakukan untuk menjamin bahwa apa yang kita lakukan bernilai maslahat, atau sekurang-kurangnya tidak menimbulkan mudarat. Sekali lagi, ingatlah bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi ucapan kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf: 18).
Khutbah Kedua
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ