PR INDRAMAYU - Salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi, atau yang lebih dikenal dengan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengungkap tiga wasiat Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam padanya.
Termaktub dalam hadis riwayat Bukhari nomor 1178, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan tiga hal terhadap Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Ternyata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu untuk berpuasa tiga hari setiap bulan.
Selain itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan untuk mengerjakan salat Dhuha, dan salat Witir sebelum tidur.
Baca Juga: Makan Daging Kurban Sendiri Termasuk Haram? Ini Penjelasan Ulama, Jelang Idul Adha 2021 Wajib Tahu!
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun lantas menyatakan bahwa usai menerima wasiat tersebut, dia tak pernah meningalkannya hingga tutup usia.
Dalil Wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
Dalam hadis riwayat Bukhari, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Baca Juga: Catat! Ini Cara Menabung Agar Bisa Kurban pada Hari Raya Idul Adha Tahun Depan
Artinya: Kekasihku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasihat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan salat Dhuha, mengerjakan salat Witir sebelum tidur.
Berpuasa tiga hari setiap bulan yakni menjalankan puasa Ayyamul Bidh yang dilaksanakan pada tanggal 13,14, dan 15 saban bulan Hijriyah.
Berdasarkan hadis riwayat Ibnu Khuzaimah, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
Baca Juga: Pengertian Hari Tasyrik dan Jadwal Puasa Bulan Dzulhijjah: Jangan Berpuasa pada 3 Hari Berikut
Artinya: Tidaklah menjaga salat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah salat awwabin.
Dengan menjaga salat Dhuha, orang yang membiasakan salat tersebut merupakan orang yang kembali taat.
Selain itu, melaksanakan salat Witir juga menjadi hal yang diwasatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca Juga: Doa Setelah Salat Dhuha Sesuai Sunah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam
Berikut ini merupakan dalil kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan salat Witir, sebagaimana termaktub dalam hadis riwayat Muslim nomor 744.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يُصَلِّي صَلاَتَهُ بِاللَّيْلِ ، وَهِيَ مُعْتَرِضَةٌ بَيْنَ يَدَيْهِ ، فَإذَا بَقِيَ الوِتْرُ ، أَيْقَظَهَا فَأوْتَرتْ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Artinya: Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan salat malam dengan posisi ‘Aisyah berbaring (melintang) di hadapan beliau. Maka, ketika tersisa Witir, beliau membangunkannya, lalu ‘Aisyah melakukan Witir.
Itulah 3 wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.***