KULTUM Ramadhan Tarawih Malam Ini: Selalu Berusaha Menjaga Lisan dan Berdzikir

26 April 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi kultim Ramadhan tarawih malam ini soal menjaga lisan. /Pixabay/mohamed Hassan

PR INDRAMAYU - Simak kultum Ramadhan untuk tarawih malam ini yang tersedia di artikel ini.

Pada kultum Ramadhan tarawih ini akan dibahas bahaya mendengar pembicaraan yang tak bermanfaat.

Ghibah adalah sesuatu yang jarang dibahas pada kultum Ramadhan pada waktu tarawih.

Baca Juga: 3 Zodiak Kurang Beruntung Minggu Ini Sampai 2 Mei 2021, Cancer Akan Dihantui Masa Lalu!

Fitrahnya wanita mengucapkan 20 ribu kata dalam sehari.

Namun belum tentu semua yang dikatakan bermanfaat.

Namun, bisa saja mengubah kebiasaan buruk ini, tentu perlu proses.

Baca Juga: Dikabarkan Jalin Hubungan Spesial dengan Anya Geraldine, Rizky Febian: Gue Gimmick!

Simak kultum ramadhan untuk tarawih seperti telah diberitakan PikiranRakyat.com dalam artikel berjudul Teks Ceramah Ramadhan 15 April 2021, Berkata Baik atau Dzikir.

Karena salah satu karakter komunikasi tidak direncanakan, seringnya apa yang kita niatkan bicara di awal, justru banting stir tak terarah.

Misal dari berbicara jenis kain, bersambung ke membicarakan teman yang pernah menggunakan kain tersebut dan berakhir dengan membicarakan keburukan-keburukannya. Astaghfirullah.

Baca Juga: Cara Buat Es Campur yang Cocok untuk Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan, Sehat dan Menyegarkan

Salah satu karunia dari Allah, banyak di antara kita yang diberi kondisi sempurna, sehingga dapat merespons dengan cepat.

Salah satunya, respons pembicaraan. Namun sebelum kita merespon, hal itu sama sekali tidak otomatis merespon, kita punya jeda waktu untuk rem diri, apakah pantas yang kita bicarakan tersebut, atau tidak.

Orang-orang yang sudah membiasakan diri dengan dzikir, baik itu lisan maupun hati, Allah tentu akan menjaga setiap apa yang diamalkan orang tersebut.

Salah satunya, menyaring lisannya. Dia akan berpikir banyak untuk merespon pembicaraan dan berpikir sekali untuk diam jika pembicaraan tersebut tidak pantas untuk direspon.

Baca Juga: Cara Buat Es Campur yang Cocok untuk Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan, Sehat dan Menyegarkan

Namun sebaliknya, orang yang tidak membentengi dirinya dengan dzikir, dia akan berbicara semaunya tanpa memikirkan efek samping dari apa yang dibicarakan. Ketika ada jeda untuk memilih kata-kata yang baik atau sesuai dengan yang dia inginkan, seringnya orang tersebut lebih mentoleransi diri dengan mengatakan,

“Ini kan yang saya rasa, Ini kok kenyataannya, Kan saya bicara fakta,” dan masih banyak alasan lainnya.

Sesekali, perhatikanlah para ulama yang betul-betul takut kepada Allah, mereka sangat hati-hati dalam memilih kata-kata ketika menyampaikan sesuatu. Rasanya jauh dengan kita yang sering mudah berbicara, walaupun itu menyakitkan bagi orang lain.

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series SCTV, 26 April 2021, Emosi Wilan Memuncak Lihat Ken Ditekan Argadana

Terkadang dirasa sepele, hanya menyakitkan lewat lisan, bukan perbuatan yang sampai melukai fisik. Tapi tentu kita pernah mendengar seorang yang ahli ibadah pada Allah, menjalankan yang wajib dan sunnah, namun di akhir hidupnya dia tergelincir masuk neraka gara-gara menyakiti tetangganya dengan lisannya. Naudzubillah.

Sebelum jauh melihat kisah di akhirat, kita sudah melihat bahaya lisan di dunia. Di dunia saja, sudah Allah tampakkan hukuman dunia bagi yang tidak menjaga lisannya. Bisa dihukum karena kasus pencemaran nama baik, penistaan agama dan lain sebagainya. Dan ini baru hukuman dunia yang faanaa, bagaimana dengan akhirat yang abadaa?

Latihlah diri untuk mengerem semua yang kita amalkan, pertimbangkanlah baik buruknya. Walaupun hanya untuk niat bercanda, jangan sampai apa yang dianggap lucu tersebut justru menyakiti orang lain dan menjadi boomerang untuk diri sendiri.

Baca Juga: 3 Zodiak Beruntung Minggu Ini, Leo Dapat Banyak Kesenangan di Akhir Bulan April 2021

Walaupun sudah meminta maaf, komunikasi itu bersifat ‘Irreversible’, tidak dapat diulang. Memang, yang disakiti telah memaafkan, namun perkataan yang menyakitkan tersebut, tidak bisa dilupakan dan berbekas di hati.

Tak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri dan lakukan yang terbaik. Mulailah dengan amalan yang kecil, namun berdampak yang besar, dzikrullah.

Setiap sedang melakukan kegiatan yang tidak mengharuskan kita berkomunikasi dengan orang lain, berdzikirlah pada Allah. Tentu Allah pun akan menjaga hambanya yang senantiasa mengingat-Nya.

Baca Juga: Di Tengah Konflik Rumah Tangga Sule dan Nathalie Holscher, Rizky Febian Malah Ungkap Sosok Ibu

Terlebih, kita tidak bisa untuk memperbaiki diri sendiri. Butuh lingkungan yang kondusif untuk konsisten memperbaiki diri.

Bertemanlah dengan orang yang sama-sama ingin memperbaiki diri. Ketika kita lengah, dia bisa mengingatkan dan sebaliknya.

Lisan, dapat menunjukkan kualitas seseorang. Jika orang tersebut banyak berbicara yang tidak bermanfaat, tentu kehidupan yang dia jalani tidak jauh dari hal tersebut. Jadi, hati-hatilah dalam mengeluarkan kata-kata dari lisan ini. Belajarlah mengerem diri.

Baca Juga: Cara Terbaru Cek Penerimaan Bansos Kemensos, Lewat cekbansos.kemensos.go.id

Tak tahu hidup kita sampai kapan, namun manfaatkanlah karunia yang Allah berikan ini, untuk berbuat kebaikan. Jangan sampai menyesal karena lisan yang tidak terjaga. Karena lisan, dapat menjadi salah satu jalan akhir kehidupan ini, surgamu atau nerakamu.

Semoga kita bisa mulai belajar untuk menjaga lisan. Menahannya dari sesuatu yang tidak bermanfaat dan mengerem diri dari perbuatan sia-sia. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.*** (Pikiran-rakyat.com/Gita Pertiwi)

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler