Uniknya grup band yang terbentuk di Lampung itu pernah menjadi subjek peneliti seorang profesor dari Monash University, Malaysia. Peneliti tersebut bernama Emma Baulch.
Emma Baulch menerbitkan studi tentang Kangen Band dalam International Journal of Culture Studies edisi Mei 2013. Tulisannya di jurnal tersebut berjudul “Longing Band Play at Beautiful Hope”.
Emma telah banyak melakukan riset tentang beragam fenomena kebudayaan di Indonesia khususnya musik. Ia merupakan Associate Professor di Fakultas Media dan Komunikasi, Monash University.
Baca Juga: Masih Ingat Harry Potter? Kini Para Penggemar Bisa Menaiki Kereta ‘Hogwarts Express’
Di dalam artikel yang ditulis Emma, terdapat deskripsi tentang bagaimana masyarakat menikmati lagu dan panggung dari Kangen Band.
Grup tersebut menjadi pembeda kelas musik pop Indonesia pada awal 2000-an. Kangen Band memang terkenal karena membawakan lagu bergenre pop Melayu.
Emma menyatakan bahwa lagu-lagu mereka sudah banyak didengar publik baik melalui radio, mal, maupun di toko kaset bajakan di pinggir jalan.
Baca Juga: Hasil Survei Tunjukan 44,9 Juta Orang Merasa Tidak Mungkin Terpapar Covid-19, Satgas Angkat Bicara
Kangen Band terkenal pada pertengahan 2000-an berkat menjalin kontrak dengan Warner Music Indonesia.
Faktor lain yang menyebabkan melejitnya Kangen Band adalah hadirnya tren Ring Back Tone (RBT) pada awal 2000-an. Banyak orang memakai lagu Kangen Band sebagai nada tunggu di ponsel mereka. Salah satu majalah musik, Rolling Stone Indonesia, bahkan menyebut Kangen Band sebagai “Juaranya RBT”.