Mata pelajaran yang diampu Yanti adalah Bahasa Inggris. Yanti menyatakan karnaval itu diadakan saat momen kemerdekaan Republik Indonesia.
“Waktu itu (acara) 17 Agustus, sekolah kita ikut karnaval. Karena (Abdul Kodir) sudah kelas 3, dia nggak boleh ikut,” ujar Yanti menceritakan kisah mereka.
Baca Juga: Soroti Penanganan Banjir Jakarta, Ferdinand Hutahaean Bandingkan Kinerja Ahok dan Anies Baswedan
Meskipun begitu, Yanti menyatakan kala itu Abdul Kodir hanya diminta oleh guru Bimbingan Konseling (BK) untuk membantu persiapan kegiatan tersebut.
Terkait pertemuan di kelas, Yanti mengaku dirinya hanya pernah sekali mengajar Abdul Kodir saat lelaki tersebut berada di kelas X atau kelas 1 di sekolah menengah atas (SMA) tersebut.
“Di kelas 2 dan kelas 3, (saya) tidak pernah mengajarnya lagi,” tutur Yanti.
Sementara itu Abdul Kodir mengaku dirinya belum mempunyai perasaan suka kepada gurunya tersebut saat bertemu di kelas 1.
Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia Hari Ini 22 Februari 2021, Akumulasi Kasus Sentuh Angka 1.288.833
Abdul Kodir mengaku dirinya mulai menyukai gurunya tersebut saat kelas 2, namun ia hanya bisa melihat dan belum berani mendekatinya.
Ia mengaku dirinya baru berani mendekati sang guru saat sudah lulus dari SMA, ia menghubungi sang guru lewat pesan instan, dan sebagainya.