INDRAMAYUHITS--Minuman yang dikemas dalam botol berwarna hijau itu selalu nongol dalam drama atau film asal Korea Selatan.
Minuman berwarna bening itu diminum untuk menemani hidangan apa saja. Sejak kudapan hingga makanan berat.
Minuman itu dalah Soju. Di tahun 2020 Park Seo-Joon memerankan tokoh Park Sae-roy yang membuka restoran bar.
Di tempat usaha itu Park digambarkan menjual minuman beralkohol yang disimpan di dalam botol berwarna hijau. Itulah Soju.
Soju adalah minuman beralkohol khas Korea yang paling banyak diketahui oleh masyarakat dunia.
Soju merupakan minuman beralkohol yang paling dicintai oleh semua kalangan di Korea Selatan karena harganya yang murah.
Sebotol soju berisi 360 ml berharga hanya 2.000 won (sekitar 22.400 rupiah) saja. Selain itu, meminum soju tidak membuat peminumnya mabuk dan sakit kepala keesokan harinya.
Soju juga cocok untuk diminum sebagai pendamping berbagai jenis makanan, mulai dari samgyeopsal hingga sasyimi.
Tak hanya itu, soju juga bisa dinikmati dengan campuran bir atau minuman bersoda lainnya.
Menurut laporan statistik tahunan dari Badan Pajak Korea Selatan, jumlah penjualan soju yang dibuat dengan cara diencerkan mencapai 3,7 triliun won (sekitar 41,5 triliun rupiah) tahun lalu.
Selain itu, proporsi konsumsi soju mencapai 42,1% dari total konsumsi minuman beralkohol di Korea Selatan.
Soju yang dijual di dalam botol berwarna hijau adalah soju yang dibuat dengan cara diencerkan.
Beberapa bahan dasar yang dipakai untuk membuat soju ini adalah ubi jalar, molase, dan singkong.
Jenis soju yang diencerkan lebih mudah diproduksi massal dan biaya produksinya pun murah.
Oleh karena itu, soju jenis ini lebih banyak beredar di pasaran dibanding dengan soju yang diproduksi dengan cara distilasi dari biji-bijian yang sudah difermentasi.
Pada tahap pembuatan soju, berbagai macam rasa dan wangi sebisa mungkin dihilangkan. Oleh karena itu, hasil akhir soju ini biasanya tidak memiliki wangi apa pun dan memiliki rasa yang segar.
Beberapa bahan tambahan juga diberikan untuk mengurangi rasa pahit serta memberikan rasa yang ringan dan sedikit wangi alkohol.
Oleh karena itu, rasa akhir soju ini menjadi sedikit manis.
Soju yang dibuat dengan cara diencerkan menjadi populer sejak tahun 1965.
Saat itu pemerintah melarang pembuatan soju dengan cara distilasi karena bahan utamanya menggunakan biji-bijian.
Saat itu, Korea sedang kekurangan pangan sehingga pemerintah melarang penggunaan bahan pangan untuk membuat minuman beralkohol.
Kadar alkohol soju yang dibuat dengan cara diencerkan adalah 30% pada tahun 1965 tetapi angkanya terus menurun.
Soju pada tahun 1999 memiliki kadar alkohol 23% dan pada tahun 2006 mencapai kadar alkohol 20%.
Bahkan akhir-akhir ini ada soju yang memiliki kadar alkohol 15%.
Kadar alkohol yang rendah membuat rasa pahit soju berkurang dan membuat rasa manisnya lebih terasa.
Soju yang memiliki rasa dan wangi buah seperti buah yuzu, limau gedang, dan anggur diluncurkan pada tahun 2015.
Soju yang mengandung bahan tambahan sari buah tersebut mulai memimpin pasar.
Hal ini menunjukkan bahwa soju dengan kadar alkohol yang rendah mampu memimpin pasar karena dapat diminum sebagai teman makanan apapun.
Soju jenis ini juga tidak memiliki wangi alkohol yang kuat sehingga berbeda dengan soju yang memiliki kadar alkohol tinggi pada masa lalu.
Soju yang dibuat dengan cara distilasi berbeda dengan soju yang dibuat dengan cara diencerkan. Salah satunya adalah memiliki rasa dan wangi yang khas.
Selain itu, soju distilasi memiliki harga yang lebih tinggi dibanding dengan soju yang diencerkan sehingga harganya bisa terasa sedikit membebani. ***