INDRAMAYUHITS – Miss India, Harnaaz Sandhu dinobatkan sebagai Miss Universe 2021 di ajang bergengsi perempuan cantic dunia yang tahun ini diadakan di Kota Eilat, Israel.
Ia terpilih saat ajang Miss Universe berada di bawah tekanan pemboikotan oleh negara mendukung Palestina.
Dilansir Indramayu Hits dari Arab News, 13 Desember 2012 pihak penyelenggara kontes melalui Miss Universe 2020. Andrea Meza dari Meksiko, memastikan bahwa tak ada upaya masif soal boikot terhadap kegiatan ini.
Baca Juga: Jadi Miss Universe 2021, Harnaaz Sandhu Catatkan Sejarah India 3 Kali Rajai Kontes Kecantikan Ini
Termasuk Indonesia dan Malaysia, yang berpenduduk mayoritas muslim dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tidak mengirimkan kontestan bukan karena pemboikotan.
Tetapi di media Arab News disebutkan, baik Indonesia maupun Malaysia tak mengirimkan delegasi karena persoalan komplikasi terkait pandemi, bukan karena terkait politik Israel.
Andrea Meza menegaskan kontes Miss Universe sebisa mungkin menghindari politik. Karena bukanlah gerakan politik, apalagi keagamaan.
Baca Juga: TXT Diperlakukan Buruk di MAMA 2021, Penggemar: Marah karena BTS Tak Hadir Live?
“Miss Universe bukanlah gerakan politik, bukan pula gerakan keagamaan. Ini tentang wanita dan apa yang bisa mereka tawarkan,” ujar dia.
Sejumlah negara berpenduduk muslim, terutama di jazirah Arab sendiri sebagian mengirimkan delegasi termasuk Miss Maroko Kawtar Benhalima dan Miss Bahrain Manar Nadeem Deyani, dan negara-negara muslim yang memang sudah menormalkan hubungan diplomatik dengan Israel.
Sebelumnya, suara-suara penolakan dan boikot terhadap ajang ini pernah disuarakan berbagai pihak, di antaranya adalah Kementerian Olahraga, Budaya dan Seni Afrika Selatan yang telah mendesak kontestannya untuk menjauh dari Eilat, dengan alasan kekejaman yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina.
Baca Juga: Park Min Young Tak Pede Lihat Penampilannya di Awal Karir
Seruan yang sama juga digaungkan oleh kelompok-kelompok Palestina yang memohon kepada para kontestan untuk menghindari acara tersebut.
Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya Israel menulis: Kami mendesak semua peserta untuk mundur, untuk menghindari keterlibatan dalam rezim apartheid Israel dan pelanggarannya terhadap hak asasi manusia Palestina. ***