Sedap Dicolek Kecap, Eh, Mendadak Tahu Tempe Lenyap Gegara Harga Kedelai Impor Melangit

21 Februari 2022, 15:39 WIB
Ilustrasi Tempe dan Tahu. Perajin tahu dan tempe memutuskan untuk berhenti produksi sementara lantara harga kedelai terus meroket. /Pixabay.com

 

INDRAMAYUHITS -- Termasuk makanan sehari-hari rakyat, meja makan terasa kurang lengkap tanpa kehadiran tahu dan tempe.

Di meja makan, tahu dan tempe kerap hadir dalam aneka dan bentuk olahan. Sejak tempe dan tahu goreng biasa, tempe dan tahu yang dikukus, dipanggang, goreng tepung, oreg, dan lainnya.

Bahkan tempe dan tahu acap kali menjadi bagian dari sayur cabai yang dilengkapi santan kental.

Baca Juga: Ditinggal Orang Tuanya, 4 Anak Tewas Terpanggang di Dalam Rumah

Namun di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, tahu dan tempe sudah tidak terlihat sejak beberapa hari belakangan.

Itu terjadi karena sedikitnya 200 perajin tahu dan tempe di tempat itu ikut melakukan aksi mogok produksi secara sementara. Mogok dilakukan untuk memrotes pemerintah gara-gara kedelai impor meroket harganya.

Padahal kedelai merupakan bahan baku utama membuat tempe dan tahu. Tanpa kedelai maka tak akan ada tempe dan tahu seperti yang biasanya.

Baca Juga: PT Long Rich Indonesia Kembali Buka Lowongan Kerja bagi Warga Cirebon, Kali Ini untuk Jajaran Staf dan Leader

Baca Juga: Mekkah Punya 12 Mata Air Panas yang Kini Jadi Destinasi Wisata, Sehat untuk Terapi, Kalau Umrah Mampir Deh

Dari lapangan terbetik kabar yang menyebut saat ini harga kedelai impor melambung menjadi Rp12.000 per kilogram. Berarti meningkat secara signifikan ketimbang harga normalnya sekitar Rp9.500 - Rp10.000 per kilogram.

Dikutip indramayu.pikiran-rakyat.com dari berita insulteng.pikiran-rakyat.com berjudul "Ratusan perajin tahu tempe di Johar Baru ikuti aksi mogok produksi," Sedikitnya 200 perajin tahu tempe di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat sampai saat ini mengikuti aksi mogok produksi karena melambungnya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama komoditas itu.

"Untuk wilayah Kampung Rawa, ikut (mogok) bersama karena bentuk protes kita kepada pemerintah supaya cepat ditangani. Permasalahannya apa? Ini kok kedelai bisa selalu naik terus," kata salah satu perajin tempe, Agus, di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Yang Mau Berkarir di Lembaga Pemerintah BKKBN Pusat Segera Daftarkan Diri, Sedang Buka Banyak Formasi

Dikutip iNSulteng dari Pantauan ANTARA di lokasi, menyebutkan, kawasan sentra produksi tahu tempe di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat itu praktis tak ada aktivitas produksi dan bahkan hal ini diperkirakan hingga Rabu 23 Februari 2022 ini.

Agus kembali menegaskan bahwa aksi mogok itu dipicu oleh naiknya harga kedelai impor hingga Rp12.000 per kilogram (kg) atau meningkat signifikan dibandingkan harga normal berkisar Rp9.500-Rp10.000 per kg.

Senada dengan itu, perajin tahu tempe lainnya, Ahmad Abdullah, mengaku aksi mogok produksi dilakukan karena sebagian besar konsumen sebelumnya keberatan karena harga tempe yang dijual menjadi dua kali lipat.

Baca Juga: Dibuka Banyak Lowongan Kerja di Indomaret Cirebon, yang Lulusan SMA/SMK/MA Buruan Daftar!

"Harga kacangnya melambung tinggi sehingga harga jualnya juga tinggi, jadi susah. Orang-orang pada kaget beli tempe Rp5 ribu, sekarang Rp8 ribu, terus Rp10 ribu, terpaksa berhenti dulu lah," kata dia.

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat, Khairun, meminta agar Pemerintah dapat melakukan penugasan kepada Perum Bulog untuk kembali melakukan impor kedelai.

Khairun menjelaskan jika importasi dilakukan oleh perusahaan swasta, pemerintah harus mengatur batas harga atas guna menciptakan kepastian produksi.

"Sekarang Bulog tidak impor kedelai, jadi susah, swasta yang beli. Memang perdagangannya jadi bebas, tetapi kita sebagai perajin jadi terombang-ambing karena tidak ada (batas) harganya," kata Khairun.*** (Situr Wijaya/insulteng.pikiran-rakyat.com)

Editor: Wardoyo Kartorejo

Tags

Terkini

Terpopuler