Dunia Parenting: Berikut 10 Alasan Mengapa Anak Tantrum, Yuk Simak Agar Jadi Orang Tua yang Bijak !

5 September 2023, 05:46 WIB
Dunia Parenting: Berikut 10 Alasan Mengapa Anak Tantrum, Yuk Simak Agar Jadi Orang Tua yang Bijak ! /pexels/@mohamedabdelghaffar

INDRAMAYUHITS - Apakah Anda bertanya-tanya mengapa Anak Tantrum atau mudah marah? 

Untuk itu, mari kenali alasan kenapa anak mudah marah atau bisa disebut tantrum. 

Masa balita adalah tahap luar biasa dalam kehidupan seorang anak, penuh dengan kekaguman, keajaiban, dan penemuan. Namun, ini juga merupakan saat dimana tantrum bisa menjadi kejadian biasa.

Meskipun ledakan emosi ini mungkin tampak membuat frustrasi dan menantang bagi orang tua dan pengasuh, ledakan emosi ini sebenarnya merupakan tonggak perkembangan penting bagi balita. 

Sebagai orang tua, kita harus mengeksplorasi alasan mengapa balita mudah marah, dan apa maksud mendasar di balik perilaku emosional yang ditunjukan oleh anak

Baca Juga: Yuk Tumbuhkan Sikap Jujur Sejak Dini Kepada Anak Dengan Tanamkan 10 Perilaku Berikut Ini

Dengan memahami akar permasalahannya, kita dapat mengatasi tantrum dengan kesabaran, empati, dan strategi yang efektif.

Berikut 10 Alasan kenapa anak tantrum

1. Mengekspresikan Kemandirian

Seiring pertumbuhan balita, mereka mulai menunjukkan kemandiriannya, mendambakan otonomi. Mengamuk bisa menjadi cara mereka untuk menegaskan kemauannya, ingin mengambil keputusan, dan memiliki rasa kontrol terhadap lingkungannya.

2. Tantangan Komunikasi:

Keterampilan berbahasa masih berkembang pada balita, dan keterbatasan kosa kata mereka dapat menyebabkan frustrasi ketika mereka kesulitan mengekspresikan kebutuhan dan emosi mereka secara efektif. 

Amukan mungkin muncul sebagai cara mereka mengomunikasikan keinginan atau ketidaknyamanan mereka ketika kata-kata gagal.

3. Kelebihan Emosional

Balita mengalami berbagai emosi yang intens tetapi tidak memiliki keterampilan pengaturan emosi seperti orang dewasa. Tantrum sering kali terjadi ketika emosinya meluap-luap sehingga tidak mampu mengatasi intensitas perasaannya.

4. Ketidaknyamanan Fisik

Anak-anak pada usia ini mungkin tidak selalu dapat mengkomunikasikan ketidaknyamanan fisik atau rasa sakit secara verbal. 

Ketika balita mengalami ketidaknyamanan akibat kelaparan, kelelahan, penyakit, atau masalah sensorik, tantrum bisa menjadi cara mereka mengekspresikan kesusahan.

5. Perilaku Mencari Perhatian

Balita mendambakan perhatian dari pengasuhnya, dan mereka segera menyadari bahwa mengamuk sering kali menimbulkan respons yang kuat. 

Bahkan perhatian negatif pun dapat memperkuat perilaku ini, sehingga menyebabkan lebih banyak kemarahan dalam upaya mendapatkan perhatian.

Baca Juga: Dunia Parenting: 15 Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak Dengan Kesabaran, Empati dan Strategi yang Efektif

6. Frustrasi dengan Keterbatasan

Balita memiliki keingintahuan alami dan keinginan untuk menjelajahi dunia di sekitarnya. Namun, mereka sering kali menghadapi batasan yang disebabkan oleh masalah keselamatan atau peraturan masyarakat. 

Tantrum bisa saja muncul karena rasa frustrasinya ketika ia tidak mampu memuaskan rasa ingin tahunya atau memenuhi keinginannya karena keterbatasan tersebut.

7. Stimulasi berlebihan

Balita sangat sensitif terhadap lingkungannya dan mudah kewalahan dengan masukan sensorik. Cahaya yang terang, suara yang keras, tempat yang ramai, atau situasi yang asing dapat memicu kemarahan sebagai cara mereka untuk melepaskan diri dari beban sensorik yang berlebihan.

8. Transisi dan Perubahan

Balita berkembang dengan rutinitas dan prediktabilitas, dan gangguan atau perubahan apa pun pada rutinitas mereka dapat meresahkan. 

Tantrum dapat terjadi selama masa transisi, seperti meninggalkan tempat yang sudah dikenalnya, memulai aktivitas baru, atau berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya, saat mereka berjuang untuk beradaptasi terhadap perubahan.

9. Menguji Batasan

Mendorong batasan adalah bagian alami dari perkembangan balita saat mereka berusaha memahami batasan yang ditetapkan oleh pengasuhnya. Tantrum dapat menjadi cara bagi mereka untuk mengukur seberapa jauh mereka dapat melampaui batas-batas tersebut dan menegaskan individualitas mereka.

10. Empati Emosional 

Percaya atau tidak, balita juga bisa mengamuk karena empati emosionalnya yang semakin besar. Mereka mungkin bereaksi keras terhadap emosi yang ditunjukkan orang lain, yang mencerminkan perasaan tertekan atau frustrasi mereka sendiri. 

Menyaksikan amukan atau konflik di antara orang dewasa dapat memicu respons empati mereka, sehingga memicu ledakan kemarahan mereka sendiri.

Baca Juga: Dunia Parenting: Ayo Belajar Untuk Kenali Bayi Anda Melalui Bermain, Sangat Penting Untuk Kecerdasan Emosional

Pemikiran Terakhir tentang Mengapa Balita Melonjak Marah

Meskipun tantrum mungkin sulit untuk ditangani oleh orang tua dan pengasuh, memahami alasan di balik ledakan tersebut sangat penting untuk mendukung perkembangan emosi dan kognitif balita. 

Dengan mengakui kebutuhan mereka akan kemandirian, memberikan strategi komunikasi yang efektif, dan mengembangkan keterampilan pengaturan emosi, kita dapat mengatasi tantrum dengan kesabaran, empati, dan kasih sayang. ***

Editor: Aris Maya

Sumber: Parents.com

Tags

Terkini

Terpopuler