Puisi Chairil Anwar Tentang KEMERDEKAAN Republik Indonesia, Diksinya Membangkitkan Cinta Tanah Air !

15 Agustus 2023, 20:13 WIB
Puisi Chairil Anwar Tentang KEMERDEKAAN Republik Indonesia, Diksinya Membangkitkan Cinta Tanah Air ! /YouTube Elang Malam

INDRAMAYUHITS - Berikut puisi Chairil Anwar tentang kemerdekaan Republik Indonesia, mari baca dan hayati maknanya 

Dengan kecintaan Chairil Anwar terhadap puisi, beliau melahirkan Maha karya yang luar biasa bagi bangsa Indonesia

Kelugasan diksinya dalam puisi Chairil Anwar, menunjukkan ketulusan cinta pada setiap karya yang diciptakan

Begitupun puisinya yang bertema kemerdekaan. Untuk itu mari simak Puisi Kemerdekaan Maha Karya Chairil Anwar berikut ini:

Baca Juga: Jadwal BRI Liga 1 Pekan Ke-9, Tiga Big Match Bakal Tersaji di Antaranya PSIS vs Persib dan Persija vs Arema FC

1. DIPONEGORO

 

Di masa pembangunan ini

Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.

Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati.

 

Ini barisan tak bergenderang-berpalu

Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti

Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri

Menyediakan api

Punah di atas menghamba

Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai

Maju

Serbu

Serang.

Baca Juga: Hasil Liga Arab Saudi Pekan Pertama: Al Nassr Terjungkal di Kandang Al Ettifaq, Al Ittihad Pesta Gol !

2. KARAWANG BEKASI

 

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi

Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami

Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa

Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan

Atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata

Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang beberkat

Kenang-kenanglah kami

Menjaga Bung Karno

Menjaga Bung Hatta

Menjaga Bung Syahrir

Kami sekarang mayat

Berilah kami arti

Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian

Kenang-kenanglah kami

Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi.

 

3. Persetujuan Dengan Bung Karno

Baca Juga: Al Ettifaq Punya Pemain Top Untuk Diwaspadai Al Nassr, Berikut Punggawa Hebat Milik Pasukan Gerrard !

Ayo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janji

Aku sudah cukup lama dengan bicaramu

Dipanggang di atas apimu, digarami lautmu

Dari mulai 17 Agustus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu

Aku sekarang api, Aku sekarang laut

Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat

Di zatmu, di zatku kapal-kapal kita berlayar

Di uratmu, di uratku kapal-kapal kita betolak dan berlabuh. ***

 

Editor: Aris Maya

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler